Perilaku produsen
Perilaku
produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan
bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat dan menghasilkan laba.
Seorang produsen mempunyai satu masalah pokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas mereka mereka dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar. Oleh karena itu laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen. Seorang produsen dituntut untuk bisa membandingkan antara pengorbanan yang dilakukan dengan hasil yang didapat.
Seorang produsen mempunyai satu masalah pokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas mereka mereka dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar. Oleh karena itu laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen. Seorang produsen dituntut untuk bisa membandingkan antara pengorbanan yang dilakukan dengan hasil yang didapat.
Agar
berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
- Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
- Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
- Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
- Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
Perilaku
produsen dilakukan semata-mata agar tidak merugikan produsen namun juga tidak
memberatkan konsumen. Dengan demikian daya konsumsi akan stabil karena antara
konsumen maupun produsen sama-sama saling membutuhkan.
1. Produsen dan fungsi produksi
Produsen dalam
ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau
dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa
hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen.
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan
untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu
benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah
daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam
jumlah yang mencukupi.
Guna suatu barang atau jasa yang timbul karena kegiatan
produksi dapat dibedakan sbb :
1. Guna
bentuk (form utility)
2. Guna
tempat (place utility)
3. Guna waktu (time utility)
4. Guna kepemilikan (ownership utility)
5. Guna pelayanan (service utility)
6. Guna dasar (basic utility)
Fungsi
produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output).
Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa
diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah
begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama
bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya
penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara
matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q
= jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F
= symbol persamaan (function)
L
= tenaga kerja (labour)
R
= kekayaan alam (resources)
C
= modal (capital)
T
= teknologi (technology)
2. Produksi optimal
Produksi optimal dikaitkan dengan
penggunaan factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal
ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi
produksioutput yang lain.Tingkat Produksi Optimal
Tingkat
produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah
sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya
persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya
persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost)
yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan
memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC)
minimum.
Metode
EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi.
Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh
terhadap biaya persiapan.Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
- barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
- selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
- Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan
Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk
optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam
persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
- Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
- Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri
atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas
persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata
persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan
diantaranya :
- Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
- Biaya modal (opportunity cost of capital)
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
- Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
3.
least cost combination
Persoalan
least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan
biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi.
Penggunaan kombinasi
factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS
(marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka
mengurangi penggunaan input.
Dalam rangka untuk
menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan
output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen untuk
dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa produsen
telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga dari dua masukan
sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja. Perusahaan akan
memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya.
1. Untuk menghabiskan
uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
2. Untuk menghabiskan jumlah tersebut
hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
3. Untuk menghabiskan jumlah tersebut
sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai
garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah
uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan
rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan
menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui
kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.
Sumber
:
http://hertadipramayudha.blogspot.com/2011/04/pengertian-produsen.html
http://dhani2009.wordpress.com/2011/04/14/produsen-dan-fungsi-produksi/
http://nurulnorri.blogspot.com/2012/03/produksi-optimal.html
0 komentar:
Posting Komentar